Berikut ini adalah Contoh Proposal Penelitian berjudul "STRATEGI MENINGKATKAN TINGKAT CAPAIAN PEMBANGUNAN DI BIDANG KESEHATAN, PENDIDIKAN, DAN STANDAR HIDUP LAYAK MELALUI BELANJA MODAL DAERAH, INVESTASI DAN PERAN SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN KEDIRI"
I. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Peranan pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dalam perekonomian di Indonesia masih cukup besar. Sebagai negara berkembang, peran serta pemerintah masih sangat diperlukan, selain pihak swasta. Peranan pemerintah ini terwujud melalui kebijakan fiskal. Kebijakan fiskal adalah kebijakan yang diambil pemerintah dengan melakukan pengaturan pajak dan pengeluaran pemerintah (Noor Fuad, 2006). Sejak dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah yang kemudian keduanya disempurnakan menjadi Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004, Indonesia menganut desentralisasi fiskal. Dengan adanya desentralisasi ini, peranan pemerintah daerah dalam mengatur urusan di daerah menjadi lebih dominan.
Dengan diserahkannya beberapa kewenangan kepada pemerintah daerah, diharapkan pelayanan masyarakat semakin efisien dan pada gilirannya akan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah dan kesejahteraan masyarakat lokal. Para ahli juga berargumen bahwa desentralisasi penerimaan dan pengeluaran merupakan jalan untuk meningkatkan efisiensi di sektor ekonomi (Khusaini, 2006).
Pemerintah daerah berperan dalam peningkatan kegiatan ekonomi melalui kebijakan fiskal berupa belanja pemerintah daerah baik belanja modal, belanja barang maupun belanja pegawai. Belanja modal pemerintah daerah terutama ditujukan untuk meningkatkan investasi modal dalam bentuk aset tetap yaitu peralatan, bangunan, infrastruktur, dan aset tetap lainnya. Semakin tinggi tingkat investasi modal maka akan mampu meningkatkan kualitas layanan publik. Alokasi belanja modal ini didasarkan pada kebutuhan daerah akan sarana dan prasarana, baik untuk kelancaran pelaksanaan tugas pemerintah maupun untuk fasilitas publik (Darwanto dan Yustikasari, 2007). Peningkatan pelayanan dan fasilitas publik ini diharapkan dapat meningkatan ketertarikan para investor untuk menanamkan modalnya di daerah untuk ikut berperan serta mengembangkan usaha di daerah.
Dalam upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang optimal, pemerintah daerah harus mampu membuat program-program yang tepat guna dan tepat sasaran sehingga dapat dirasakan kemanfaatannya oleh masyarakat. Sehingga pemerintah daerah dituntut harus mampu mengelola belanja pemerintah secara professional. Dengan program-program pemerintah daerah yang bagus maka akan mampu mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Faktor investasi atau penanaman modal di daerah berperan juga dalam peningkatan ekonomi daerah. Semakin kondusif suatu daerah, maka akan menarik penanam modal dari luar daerah maupun luar negeri untuk berinvestasi di daerah tersebut. Dengan adanya dana investasi yang ditanamkan di daerah, maka akan menggerakkan sektor perekonomian suatu daerah. Investasi tersebut, akan menciptakan lapangan pekerjaan dan menyerap tenaga kerja. Sehingga pada akhirnya akan mempengaruhi kesejahteraan pada masyarakat.
Indonesia sebagaimana umumnya negara-negara berkembang yang perekonomiannya dominan digerakkan oleh sektor pertanian, pusat pertumbuhan ekonominya seharusnya berada di daerah pedesaan atau diawali dari sektor pertanian. Asumsi yang melandasi pemikiran ini adalah bahwa pembangunan daerah pedesaan, termasuk didalamnya pembangunan sektor pertanian, mempunyai efek positif terhadap keseluruhan sektor perekonomian. Banyak studi menunjukkan bahwa di banyak negara berkembang pengurangan tingkat kemiskinan terbesar terjadi sebagai hasil dari pertumbuhan sektor pertanian (Tambunan, 2009). Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan sektor pertanian adalah pertumbuhan yang pro poor.
Kabupaten Kediri adalah salah satu kabupaten di Jawa Timur yang mempunyai potensi di bidang pertanian. Dengan luas wilayah mencapai 963,21 km2 dan sebagian besar pendududknya berprofesi sebagai petani, sektor pertanian sedikit banyak ikut memberikan kontribusinya pada perekonomian di kabupaten Kediri.
Secara umum, tujuan dari pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah baik di pusat maupun di daerah adalah untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. Hal ini sesuai dengan bunyi pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 mengenai tujuan bangsa Indonesia diantaranya yaitu untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Sedangkan indicator kesejahteraan masyarakat dapat dilihat dari Produk Domestik Bruto (PDB) untuk ukuran suatu Negara dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) untuk ukuran suatu daerah. Namun, saat ini terdapat indicator yang lebih komprehensif untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat suatu Negara atau suatu daerah yang berlaku secara internasional yaitu Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Sedangkan IPM sendiri tersusun dari tiga komponen yaitu indeks kesehatan, pendidikan, dan standar hidup layak.
Kabupaten Kediri termasuk salah satu daerah yang memiliki IPM di bawah rata-rata IPM provinsi Jawa Timur. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, nilai IPM kabupaten Kediri dari tahun 2008 s.d. 2013 adalah sebagai berikut:
Tinggi rendahnya nilai IPM sangat dipengaruhi oleh tingkat perekonomian di daerah tersebut dan tentu saja faktor belanja modal pemerintah daerah, investasi daerah, dan peran sektor pertanian sangat berpengaruh terhadap nilai IPM. Oleh karena itu, penulis bermaksud mengajukan rencana penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian BAGAIMANA STRATEGI PENINGKATAN TINGKAT CAPAIAN PEMBANGUNAN DI BIDANG KESEHATAN, PENDIDIKAN, DAN STANDAR HIDUP LAYAK MELALUI BELANJA MODAL DAERAH, INVESTASI DAN PERAN SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN KEDIRI?.
Perumusan Masalah
Di era otonomi daerah saat ini, peran pemerintah daerah masih cukup besar dalam mengembangkan ekonomi di daerah. Peranan tersebut dijalankan pemerintah daerah melalui kebijakan-kebijakan pembangunan dan juga melalui kebijakan fiskal berupa pengelolaan keuangan daerah. Salah satu kebijakan pemerintah daerah yang dipandang mampu mendorong ekonomi daerah yaitu pengelolaan belanja modal pemerintah. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka perumusan masalah yang pertama adalah “bagaimana pengaruh belanja modal pemerintah daerah terhadap tingkat capaian pembangunan di bidang kesehatan, pendidikan dan standar hidup layak?”
Selain belanja pemerintah, investasi daerah yang dilakukan oleh para investor juga berperan besar dalam upaya penggerak ekonomi di daerah. Modal investasi yang ditanamkan para investor ini digunakan untuk membuka usaha yang pada akhirnya tercipta lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Semakin besar investasi daerah yang masuk ke daerah maka akan semakin besar pengaruhnya dalam menggerakkan ekonomi di daerah. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perumusan masalah kedua yaitu “bagaimana pengaruh investasi daerah terhadap tingkat capaian pembangunan di bidang kesehatan, pendidikan dan standar hidup layak?”
Daerah Kediri sebagian besar adalah lahan pertanian, sehingga aktivitas masyarakat didominasi oleh aktivitas di bidang pertanian. Dengan demikian, bidang pertanian ini mempengaruhi sebagian besar pendapatan masyarakat Kediri. Berdasarkan permasalahan tersebut, perumusan masalah ketiga yaitu “bagaimana pengaruh peran sektor pertanian terhadap tingkat capaian pembangunan di bidang kesehatan, pendidikan dan standar hidup layak?”
Selanjutnya, berdasarkan hasil analisis factor belanja modal pemerintah, investasi daerah, peran sektor pertanian terhadap tingkat capaian pembangunan di bidang kesehatan, pendidikan, dan standar hidup layak maka akan digunakan untuk menjawab perumusan masalah “Bagaimana strategi/program yang dapat digunakan untuk meningkatkan tingkat capaian pembangunan di bidang kesehatan, pendidikan dan standar hidup layak di kabupaten Kediri?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakanag dan perumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara belanja pemerintah daerah, investasi, serta peran sektor pertanian terhadap tingkat capaian pembangunan di bidang kesehatan, tingkat pendidikan serta standar hidup layak di kabupaten Kediri. Selanjutnya, berdasarkan hasil analisis tersebut, akan dirumuskan strategi atau program yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya tingkat capaian pembangunan di bidang kesehatan, tingkat pendidikan serta standar hidup layak di kabupaten Kediri
Manfaat Penelitian
Penulis berharap agar penelitian ini bisa menjadi bahan masukan bagi para pejabat pengambil keputusan di kabupaten Kediri dalam rangka menghasilkan strategi/ kebijakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya tingkat capaian pembangunan di bidang kesehatan, pendidikan dan standar hidup layak di daerah melalui kebijakan di bidang belanja daerah, investasi serta sektor pertanian di kabupaten Kediri. Penulis juga berharap, penelitian ini bisa menambah wawasan penulis tentang masalah yang diangkat dalam rencana penelitian ini serta mampu memperkaya khasanah dunia penelitian dengan tema serupa di Indonesia.
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah belanja pemerintah daerah, investasi pemerintah daerah dan peran sektor pertanian serta hubungannya terhadap tingkat capaian pembangunan di bidang kesehatan, pendidikan, dan tingkat capaian pembangunan untuk hidup layak pada masyarakat kabupaten Kediri tahun 2008 s.d. 2013.
II. TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Belanja Modal
Menurut Standar Akuntansi Pemerintah (SAP), pengertian belanja modal adalah pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembentukan modal yang sifatnya menambah aset tetap/inventaris yang memberikan manfaat lebih dari satu periode akuntansi, termasuk di dalamnya adalah pengeluaran untuk biaya pemeliharaan yang sifatnya mempertahankan atau menambah masa manfaat, serta meningkatkan kapasitas dan kualitas aset. Dalam SAP, belanja modal dapat dikategorikan ke dalam lima kategori utama, yaitu: (1) belanja modal tanah; (2) belanja modal peralatan dan mesin; (3) belanja modal gedung dan bangunan; (4) belanja modal jalan, irigasi, dan jaringan; dan (5) belanja modal fisik lainnya.
Berdasarkan pengalaman pembangunan di berbagai negara diperoleh pembelajaran bahwa untuk mempercepat pembangunan manusia dapat dilakukan antara lain melalui dua hal, yaitu distribusi pendapatan yang merata dan alokasi belanja publik yang memadai untuk pendidikan dan kesehatan (Harmawaty, 2008). Belanja modal pemerintah termasuk komponen yang bisa digunakan untuk pembangunan di bidang kesehatan dan pendidikan. Contoh langsung belanja modal adalah belanja gedung sekolah, rumah sakit, jalan raya dan lain-lain. Jadi, hubungan antara belanja modal pemerintah daerah sangat terkait dengan peningkatan tingkat capaian pembangunan di bidang kesehatan, pendidikan, dan tingkat capaian pembangunan untuk hidup layak.
II.2 Investasi Daerah
Investasi Pemerintah daerah adalah penempatan sejumlah dana dan/atau barang milik daerah oleh pemerintah daerah dalam jangka panjang untuk investasi pembelian surat berharga dan investasi langsung, yang mampu mengembalikan nilai pokok ditambah dengan manfaat ekonomi, sosial, dan/atau manfaat lainnya dalam jangka waktu tertentu (Permendagri Nomor 52 Tahun 2012 pasal 1 ayat 3).
Investasi Pemerintah Daerah dibagi kedalam Investasi Jangka Pendek dan Jangka Panjang. Investasi Jangka Pendek antara lain deposito berjangka waktu 3 (tiga) sampai 12 (dua belas) bulan dan/atau yang dapat diperpanjang secara otomatis seperti pembelian SUN jangka pendek dan SBI. Investasi jangka panjang dikelompokkan dalam 2 bagian yaitu : investasi permanen dan investasi non permanen. Investasi permanen antara lain kerjasama daerah dengan pihak ketiga dalam bentuk pcnggunausahaan/ pemanfaatan aset daerah, penyertaan modal daerah pada BUMD dan/atau Badan Usaha lainnya maupun investasi permanen lainnya yang dimiliki pemerintah daerah untuk menghasilkan pendapatan atau meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Investasi non permanen antara lain pembelian obligasi atau surat utang jangka panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki sampai dengan tanggal jatuh tempo, dana yang disisihkan pemerintah daerah dalam rangka pelayanan/ pemberdayaan masyarakat seperti bantuan modal kerja, pembentukan dana secara bergulir kepada kelompok masyarakat, pemberian fasilitas pendanaan kepada usaha mikro dan menengah.
II.3 Peran Sektor Pertanian dalam Perekonomian
Indonesia sebagaimana umumnya negara-negara berkembang yang perekonomiannya dominan digerakkan oleh sektor pertanian, pusat pertumbuhan ekonominya seharusnya berada di daerah pedesaan atau diawali dari sektor pertanian. Asumsi yang melandasi pemikiran ini adalah bahwa pembangunan daerah pedesaan, termasuk didalamnya pembangunan sektor pertanian, mempunyai efek positif terhadap keseluruhan sektor perekonomian. Banyak studi menunjukkan bahwa di banyak negara berkembang pengurangan tingkat kemiskinan terbesar terjadi sebagai hasil dari pertumbuhan sektor pertanian (Tambunan, 2009). Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan sektor pertanian adalah pertumbuhan yang pro poor.
Indonesia, secara historis sudah menempatkan sektor pertanian sebagai sektor prioritas utama sejak awal pemerintahan orde baru melalui program Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita). Walaupun kemudian dalam perkembangannya sektor pertanian sempat tidak menjadi prioritas utama pada tahun 1990-an karena pada masa itu Indonesia mulai memasuki era industrialisasi, namun dengan terjadinya krisis ekonomi tahun 1998 telah memberikan pelajaran bagi Bangsa Indonesia untuk tidak mengabaikan sektor pertanian. Pada masa krisis ekonomi tersebut, sektor pertanian merupakan satu-satunya sektor yang mampu bertahan dan masih tumbuh sekitar 0,22% di saat sektor-sektor yang lain mengalami penurunan signifikan.
II.4 Tingkat Capaian Pembangunan Di Bidang Kesehatan, Pendidikan, Dan Standar Hidup Layak.
Tingkat capaian pembangunan di bidang kesehatan, pendidikan, dan standar hidup layak sebenarnya adalah unsur-unsur yang membentuk Indeks Pembangunan Masyarakat (IPM). Indeks Pembangunan Manusia atau Human Development Index (HDI) adalah indeks komposit untuk mengukur indikator pencapaian kualitas pembangunan manusia untuk dapat hidup secara lebih berkualitas, baik dari aspek kesehatan, pendidikan, maupun aspek ekonomi. IPM juga digunakan untuk mengetahui apakah suatu negara adalah negara maju, negara berkembang atau negara terbelakang dan juga untuk mengukur pengaruh dari kebijakan ekonomi terhadap kualitas hidup (UNDP, 1996).
Angka Harapan Hidup
Angka harapan hidup adalah rata-rata perkiraan banyak tahun yang dapat ditempuh oleh seseorang selama hidup. Angka harapan hidup dihitung menggunakan pendekatan tak langsung (indirect estimation). Ada dua jenis data yang digunakan dalam penghitungan angka harapan hidup yaitu Anak Lahir Hidup (ALH) dan Anak Masih Hidup (AMH).
Besarnya nilai maksimum dan minimum untuk masing-masing komponen telah disepakati oleh 175 negara di dunia. Pada komponen angka umur harapan hidup sebagai penyusun IPM, angka tertinggi sebagai batas atas untuk penghitungan indeks pakai 85 tahun dan terendah adalah 25 tahun. Angka ini diambil dari standard UNDP.
Tingkat Pendidikan
Untuk mengukur dimensi pengetahuan digunakan dua indikator, yaitu rata-rata lama sekolah (mean years schooling) dan angka melek huruf. Rata-rata lama sekolah menggambarkan jumlah tahun yang digunakan oleh penduduk usia 15 tahun keatas dalam menjalani pendidikan formal. Sedangkan angka melek huruf adalah persentase penduduk usia 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulius huruf latin dan atau huruf lainnya. Proses penghitungan kedua indikator tersebut digabung setelah masing-masing diberi bobot. Rata-rata lama sekolah diberi bobot sepertiga dan angka melek huruf diberi bobot dua pertiga.
Standar Hidup Layak
Standar hidup layak menggambarkan tingkat kesejahteraan yang dinikmati oleh penduduk sebagai dampak semakin membaiknya ekonomi. UNDP mengukur standar hidup layak menggunakan Produk Domestik Bruto riil yang disesuaikan, sedangkan BPS menggunakan rata-rata pengeluaran per kapita riil yang disesuaikan.
II.5 Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu mengenai belanja modal pemerintah daerah, investasi daerah, dan peran sektor pertanian terkait dengan Indeks Pembangunan Manusia diantaranya:
Penelitian Achmad Sjafii yang berjudul Pengaruh Investasi Fisik dan Investasi Pembangunan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur 1990-2004 membuktikan bahwa variable bebas dalam penelitian berpengaruh secara signifikan terhadap variable terikat yaitu pertumbuhan ekonomi Jawa Timur. Penelitian ini menggunakan teknis analisis dan pengolahan data regresi linear berganda (multiple linear regresseion).
Penelitian Denni Sulistio Mirza dengan judul Pengaruh Kemiskinan, Pertumbuhan Ekonomi, dan Belanja Modal Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Di Jawa Tengah Tahun 2006-2009 menunjukkan bahwa variable bebas kemiskinan berpengaruh negative terhadap IPM, sedangkan pertumbuhan ekonomi dan belanja modal berpengaruh positif. Model pengolahan data pada penelitian ini menggunakan model Pooled Least Square (Common Effect), Model Pendekatan Efek Tetap (Fixed Effect), dan Model Pendekatan Efek Acak (Random Effect)
Adi Widodo dkk. Melakukan penelitian dengan judul Analisis Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Di Sektor Pendidikan Dan Kesehatan Terhadap Pengentasan Kemiskinan Melalui Peningkatan Pembangunan Manusia Di Provinsi Jawa Tengah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alokasi pengeluaran pemerintah sektor publik tidak secara langsung mempengaruhi IPM ataupun kemiskinan, namun secara bersama-sama pengeluaran sektor publik dan IPM mempengaruhi kemiskinan. Metode yang digunakan untuk mengolah data yaitu analisis regresi berganda.
Penelitian Eva Maiharyanti dengan judul Pengaruh Pendapatan Daerah Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Dan Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening Pada Pemerintah Kabupaten/Kota Di Nanggroe Aceh Darussalam menunjukkan hasil berupa Dana Alokasi Khusus dan Pendapatan Asli Daerah berkontribusi signifikan terhadap indeks pembangunan manusia melalui belanja modal. Pengujian hipotesis pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis jalur dan uji asumsi klasik terhadap data sampel
Hendarmin melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Belanja Modal Pemerintah Daerah dan Investasi Swasta Terhadap Pertumbuhan ekonomi, Kesempatan Kerja Dan Kesejahteraan Masyarakat Di Kabupaten/kota Provinsi Kalimantan Barat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh belanja modal pemerintah daerah dan investasi swasta berpengaruh signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat. Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan regresi model Ordinary Least Square (OLS).
III. METODOLOGI
Kerangka Pemikiran
Di era otonomi saat ini, peranan pemerintah dalam menentukan arah pembangunan daerah semakin besar. Peran pemerintah daerah dapat dijalankan melalui penerbitan serangkaian regulasi untuk mengatur berbagai urusan di daerah serta melalui kebijakan fiskal melalui manajemen penerimaan dan pengeluaran belanja. Kerangka pemikiran yang dibangun pada penelitian ini adalah belanja modal pemerintah daerah, investasi serta peran sektor pertanian akan menggerakkan kegiatan perekonomian di daerah. Hasil dari kegiatan sektor perekonomian ini akan berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat khususnya tingkat capaian pembangunan di bidang kesehatan, tingkat pendidikan serta standar hidup layak di kabupaten Kediri.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan mengambil objek di kabupaten Kediri provinsi Jawa Timur. Waktu penelitian yaitu mulai dari Oktober 2015 s.d. Maret 2016.
Metode Penelitian
- Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan data primer. Data primer adalah data yang kita peroleh langsung dari objek penelitian/ sumbernya sedangkan data sekunder adalah data yang tidak diperoleh secara langsung dari objek penelitian namun melalui media perantara.
Data yang diolah merupakan data belanja modal pemerintah daerah, investasi daerah, peran sektor pertanian serta data tingkat kesehatan, pendidikan dan data tingkat capaian pembangunan untuk hidup layak pada kabupaten Kediri provinsi Jawa Timur dengan rentang waktu antara tahun 2008 sampai dengan 2013. Sedangkan pengumpulan data primer digunakan untuk penelitian kualitatif yang ditujukan untuk merumuskan kebijakan.
- Sasaran Penelitian dan Teknik Sampling
Sasaran penelitian yaitu belanja modal, investasi daerah, peran sektor pertanian serta data tingkat kesehatan, pendidikan dan data tingkat capaian pembangunan untuk hidup layak pada kabupaten Kediri. Data yang digunakan adalah sampling data dengan batasan waktu yaitu data antara tahun 2008 sampai dengan tahun 2013.
- Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan adalah data sekunder yang dikumpulkan langsung dari kantor pemerintah daerah Kediri khususnya dari bagian keuangan, kantor Badan Penanaman Modal Daerah, dan kantor Badan Pusat Statistik. Selain itu, terdapat pula data yang kita kumpulkan dari media online (website) instansi terkait. Sedangkan data primer dikumpulkan dengan melakukan wawancara langsung kepada pejabat yang punya otoritas dalam masalah terkait.
- Metode Pengolahan Data dan Analisis Data
Metode yang digunakan dalam rencana penelitian adalah menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan menggunakan data panel. Teknis analisis dan pengolahan data pada penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi linear berganda (multiple linear regresseion) dengan menggunakan software Microsoft excel 2010, eViews atau SPSS. Sedangkan metode yang digunakan untuk analisis penelitian kualitatif adalah dengan metode focus group discussion (FGD) dan metode wawancara dept interview.
Metode Perancangan Program
Metode yang digunakan untuk perancangan program/strategi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya tingkat capaian pembangunan di bidang kesehatan, tingkat pendidikan serta standar hidup layak di kabupaten Kediri melalui belanja modal pemerintah daerah, investasi daerah, serta peran sektor pertanian dibagi menjadi dua. Yang pertama yaitu melalui metode kuantitatif yaitu analisis data untuk mengetahui pengaruh belanja modal pemerintah daerah, investasi daerah, serta peran sektor pertanian terhadap tingkat capaian pembangunan di bidang kesehatan, tingkat pendidikan serta standar hidup layak di kabupaten Kediri. Yang kedua menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan metode metode focus group discussion (FGD) dan metode wawancara dept interview untuk menganalis dan merumuskan kebijakan yang tepat untuk meningkatkan komponen dari tingkat kesejahteraan tersebut.
Penelitian kuantitatif dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder berupa data belanja modal pemerintah kabupaten Kediri tahun 2008 s.d. 2013, data investasi daerah dan juga data peran sektor pertanian. Data tersebut dikumpulkan dari kantor Dinas Pendapatan, Keuangan, dan Aset Daerah (DPKAD), Badan Penanaman Modal Daerah (BPMD) dan Badan Pusat Statistik (BPS). Setelah data terkumpul, kemudian diolah menggunakan software pembantu yaitu eViews/ SPSS. Hasil pengolahan kita interpretasikan untuk dijadikan kesimpulan. Setelah kita dapatkan hasil penelitian kuantitatif, akan dilanjutkan dengan penelitian kualitatif untuk menghasilkan rumusan kebijakan.
Penelitian kualitatif pada penelitian ini menggunakan metode focus group discussion (FGD) dan metode wawancara dept interview. Pada metode focus group discussion, penulis akan mengumpulkan pejabat/orang yang terkait dengan objek penelitian dan diminta untuk memberikan pendapat sambil diskusi dengan arahan pertanyaan yang sudah penulis siapkan sebelumnya. Pada metode wawancara dept intervie, penulis akan mewawancarai pejabat kunci yang terkait dengan keuangan, investasi dan sektor pertanian. Wawancara dilakukan secara mendalam untuk menggali informasi-informasi yang diperlukan. Wawancara ini dibantu dengan daftar pertanyaan yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Bahan wawancara hasil dept interview akan dianalisis untuk menghasilkan rumusan kebijakan.
Darwanto dan Yustikasari, Yulia. 2007. “Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah dan Dana Alokasi Umum (DAU) terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal”. Simposium Nasional Akuntansi X Makassar.
Fuad, Noor, dkk. 2006. Keuangan Publik Teori dan Aplikasi. Jakarta: LPKPAP, BPPK, Departemen Keuangan RI.
Hendarmin. 2012. Pengaruh Belanja Modal Pemerintah Daerah Dan Investasi Swasta Terhadap Pertumbuhan ekonomi, Kesempatan Kerja Dan Kesejahteraan Masyarakat Di Kabupaten/kota Provinsi Kalimantan Barat. Jurnal Eksos Vol. 8 (3) : 144-155.
Human Development Repor 2006. United Nations Development Programme. New York.
Khusaini, Moh. 2006. Ekonomi Publik, Desentralisasi Fiskal dan Pembangunan Daerah. Malang: UB Press.
Maiharyanti, Eva. 2010. Pengaruh Pendapatan Daerah Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Dan Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening Pada Pemerintah Kabupaten/kota Di Nangroe Aceh Darussalam. Tesis Pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
Mirza, Denni Sulistio. 2012. Pengaruh Kemiskinan, Pertumbuhan Ekonomi, Dan Belanja Modal Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Di Jawa Tengah Tahun 2006-2009. Economics Development Analysis Journal EDAJ 1 (1).
Pomfret, Richard . 1997. Development Economics. Hemel Hempstead: Prentice Hall Europe.
Sjafii, Achmad. 2009. Pengaruh Investasi Fisik dan Investasi Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur 1990-2004. Journal of Indonesian Applied Economics Vol.3 (1): 59-76.
Tambunan, Tulus T.H. 2003. Perekonomian Indonesia: Beberapa Masalah Penting. Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia.
Widodo, Adi. Dkk. 2011. Analisi Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Di Sektor Pendidikan Dan Kesehatan Terhadap Pengentasan Kemiskinan Melalui Peningkatan Pembangunan Manusia Provinsi Jawa Tengah. Jurnal Dinamika Ekonomi Pembangunan Vol. 1 (1).
------------, Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.
------------, Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah.
------------, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengelolaan Investasi Pemerintah Daerah.
Demikian contoh proposal penelitian di bidang ekonomi, semoga bermanfaat.
0 comments:
Post a Comment